var adfly_id = 1609424; var adfly_advert = ‘int’; var exclude_domains = [‘example.com’, ‘yoursite.com’]; $(function() { var include = Array(); //Leave empty to convert all links on the page or specify keywords //which URL must contain to be processed var exclude = Array(); //Specify keywords which URL must not contain to be processed var id = “b8b4358754cb2397df560f2a1efaecdc”; var redirect = “http://coinurl.com/redirect.php?id=” + id + “&url=”; var links = $(“a[href^=’http’]”; for(var i = 0; i < links.length; i++) { var url = $(links[i]).attr("href"); var deny = false; for(var j = 0; j 0) { var allow = false; for(var j = 0; j < include.length; j++) { if(url.indexOf(include[j]) != -1) { allow = true; break; } } if(!allow) { continue; } } $(links[i]).attr("href", redirect + encodeURIComponent(url)); } });
Sepak bola telah ada dan dipertandingkan sejak abad 19, namun penggunaan kartu kuning dan merah baru terlaksana di pertengahan abad 20. Kisah ini berawal pada Piala Dunia 1966. Pada perempat final antara tuan rumah Inggris dan Argentina kebetulan wasit yang memimpin pertandingan berasal dari Jerman, yakni Rudolf Kreitlein.
Wasit Inggris yang ikut bertugas di pertandingan itu, Ken Aston, kemudian masuk ke lapangan. Dengan sedikit modal bahasa Spanyol, dia merayu Rattin untuk meninggalkan lapangan.
Setelah kasus ini, Ken Aston kemudian berpikir. Harus ada komunikasi universal yang bisa langsung diketahui semua orang, ketika wasit memberi peringatan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapangan. Dengan demikian, wasit tak perlu harus membuat penjelasan dengan bahasa yang mungkin tak diketahui pemain.
Suatu hari, dia berhenti di perempatan jalan. Melihat lampu lalu lintas, tiba-tiba saja ide muncul di otaknya. Jawabannya adalah: kartu berwarna, merah dan kuning. Bila melakukan pelanggaran dan harus diberi peringatan keras, maka kartu kuning harus diberikan. Sementara kartu merah untuk sanksi berat, dan pemain yang melakukan pelanggaran berat itu harus keluar dari lapangan.
Ia pun segera mengirim usulan pada organisasi sepak bola dunia, FIFA. Dan, idenya langsung disetujui. Maka di Piala Dunia 1970, kartu kuning dan merah kali pertama digunakan. Ironisnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dilayangkan sehingga kartu merah tak bisa “pamer diri” pada Piala Dunia 1970.
Ada lagi satu hal unik lainnya. Meskipun ide tersebut datang dari wasit Inggris, negeri itu tak serta merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartu merah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976. Pasalnya, wasit kemudian terlalu mudah mengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain. Oleh sebab itu, penggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987
sumber Source = http://www.pekalongan-community.com/2013/04/sejarah-kartu-merah-dan-kartu-kuning.html