Suara.com – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan umumnya wisatawan asing di Bali lebih takut Bandara Internasional Ngurah Rai tidak beroperasi ketimbang takut dengan erupsi Gunung Agung.
“Yang dikhawatirkan para wisatawan bukan karena erupsinya, tapi akses untuk pulang. Jadi terkait bandara yang close (yang mereka khawatirkan), terpaksa tetap tinggal lama atau mereka ke Jawa timur, ke Bandara di Juanda, kemudian Banyuwangi. Atau ke Yogyakarta, Semarang, Solo,” ujar Sutopo dalam konferensi pers di ruang Pusdalops Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).
Sutopo mengatakan saat ini status Gunung Agung pada level awas.
Sejak level status Gunung Agung naik, semua orang diingatkan untuk menjauhi kawasan Gunung. Minimal harus berada di jarak 10 kilometer dari kawah gunung.
Sutopo memastikan tempat wisata yang berjarak melebihi 10 kilometer dari kawah gunung tetap aman untuk dikunjungi. Contohnya, Tanah Lor, Pantai Sanur, dan Kuta.
“Jadi daerah wisata di Bali di luar radius 8 sampai 10 kilometer masih aman,” kata dia.
Dilarang swafoto di puncak kawah
Di dalam jarak 10 kilometer saja diingatkan untuk segera menjauh, apalagi yang masih di atas gunung dan foto-foto dengan background kawah.
“Dilarang melakukan pendakian, jangan sekali-kali seperti yang kemarin selfie, banyak yang menerobos anak muda atau tokoh agama di sana. Selfie di puncak kawah ini sangat berbahaya sekali, lavanya temperaturnya 1.200 derajat celsius,” kata dia.
Pada Oktober 2017 lalu, pernah terjadi kasus wisatawan asing tetap mengambil gambar di atas puncak gunung dengan latar kawah. Bahkan, video peristiwa itu viral.